Pemalang (18/7), Desa Saradan, Kecamatan Pemalang, Kabupaten Pemalang, menghadapi tantangan serius dalam hal gizi anak-anak dan ibu hamil. Tingginya angka stunting dan kekurangan gizi menjadi ancaman nyata bagi perkembangan optimal anak-anak di desa ini. Masyarakat di Desa Saradan masih memiliki kesadaran yang rendah tentang pentingnya gizi seimbang, sehingga diperlukan langkah konkret untuk meningkatkan akses dan kualitas gizi.
Program kerja ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan akses gizi bagi anak-anak dan ibu hamil di Desa Saradan melalui edukasi, pemberian makanan penunjang gizi (PMT) berupa bakso ikan kembung, serta pelatihan bagi kader posyandu. Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang sebagai langkah preventif terhadap stunting dan masalah gizi lainnya.
Program kerja ini melibatkan mahasiswa KKN TIM II UNDIP dari berbagai program studi, yaitu Teknologi Hasil Perikanan, Bioteknologi, Ilmu Kelautan, dan Ilmu Keperawatan. Program kerja ini dilaksanakan di PKD (Poliklinik Kesehatan Desa). Kolaborasi ini memungkinkan adanya pendekatan multidisiplin dalam menyelesaikan masalah gizi di desa Saradan.
Pada tahap awal, tim mahasiswa KKN UNDIP melakukan survei dan pemetaan masalah gizi di Desa Saradan. Data yang diperoleh menunjukkan tingginya prevalensi stunting dan kekurangan gizi pada anak-anak dan ibu hamil. Berdasarkan hasil survei tersebut, mahasiswa KKN TIM II UNDIP menyusun program kerja yang mencakup beberapa kegiatan utama.
Pertama, dilakukan penyuluhan rutin di Posyandu yang ada di desa, dengan topik-topik seperti pentingnya gizi seimbang, cara memilih makanan yang sehat seperti hasil laut dan makanan fermentasi berupa yoghurt, dan dampak dari kekurangan gizi. Kegiatan ini diikuti dengan pemberian makanan penunjang gizi (PMT) berupa bakso olahan ikan kembung, yang tidak hanya bergizi tinggi tetapi juga mudah diterima oleh lidah masyarakat setempat.
Selanjutnya, mahasiswa KKN TIM II UNDIP melaksanakan pelatihan bagi kader Posyandu tentang cara pengukuran status gizi yang benar dan teknik penyuluhan yang efektif. Untuk mendukung kegiatan ini, tim menyediakan alat peraga edukatif, seperti poster tentang gizi seimbang dan model makanan bergizi, yang dapat dibaca oleh masyarakat dalam kegiatan posyandu sehari-hari.